Posts

A Letter (not) sent: Emak

Image
  Beringin Kembar, Alun-alun Selatan Yogyakarta Di Alun-Alun Selatan Yogya, ada sepasang pohon beringin. Konon ceritanya, barangsiapa yang bisa jalan melewati tengah-tengah pohon dengan mata tertutup, permohonan nya akan dikabulkan. Dikabulkan siapa? Entah. Intinya dikabulkan. 8 tahun lalu saat merantau pertama kali, aku pernah coba. Permohonan ku apa? Jelas! Sebuah medali olimpiade. Tingkat nasional. Yang emas kalo boleh. Pokoknya medali! Pokoknya, pokoknya, pokoknya! Coba sekali, dua kali, tiga kali, empat kali, semuanya gagal. Kalau gak belok kanan ke arah tukang jualan pentol, ya belok kiri ke tukang jualan balon. Aku langsung kesal. Apa ini pertanda dari surga kalau perantauan ku akan sia-sia? Untuk apa aku ke Yogya kalau gak dapat medali? Waktu aku masih sibuk kesal, Emak tiba-tiba ngomong pengen nyobain juga. Ditutuplah matanya pakai kain, diputar-putar beberapa kali, terus berjalanlah si Emak. Beda total dari anaknya, Emak berhasil dalam sekali coba. Epic! Skill apa-apaan?! &qu

A Letter (not) sent: Bapak

Image
Ladang Bapak: Selok, Tanah Karo Highland I was thirteen at that time, a seventh grader Dad was almost forty, a farmer. That year, heaven's mercy was not on his side. The crops failed, the bills unpaid. That's when I heard the words for the first time. Smiling, as he's trying to look joking, he said.. "Bas geluh endak Nak ku, lit kari wari-wari si mate nanamna" (In this life kiddo, there will be the times when it feels like death is better) I was thirteen at that time, a seventh grader. Dad was almost forty, a life maestro.